I Wayan Hendra Maha Putra
113081052
Pembicara :
Amos Suluh Yudha Predana, S.T.( Bank Mandiri )
Data
Center – Disaster Recovery Center Infrastructure
Kelancaran proses bisnis
dari suatu perusahaan tentu sangat dipengaruhi oleh struktur IT yang
dimilikinya. Hal ini berkaitan dengan data center yang dimiliki oleh
sebuah perusahaan misalnya saja bank. Tidak mungkin sebuah bank
menyimpan data-datanya dalam sebuah buku atau pun berkas-berkas,
selain karena memakan banyak tempat, tidak efisien dan juga tidak
aman. Oleh karena itu biasanya data-data tersebut disimpan dalam
sebuah data center.
Ada beberapa prinsip desain
data center, diantaranya : sederhana (dengan semakin simple maka akan
mengurangin kemungkinan eror), scalable (harus mampu
diimplementasikan pada seluruh ukuran data center), fleksible (harus
menjamin kemudahan layout komponen – komponen data center), modular
(dapat dipecah – pecah karena konstruksi data dengan small
building), robust (harus reliable, gangguan atau bencana tidak boleh
mengganggu kinerja data center), dan standardize (memberi kemudahan
pada troubleshooting dan kontrol kualitas). Adapun tahapan dari
pendesainan arsitektur sebuah data center adalah :
- Site Selection : pemilihan lokasi harus jauh dari lokasi bencana.
- Kuantifikasi ruang data center.
- Laying-out data center.
- Instalasi data center : over-head atau under-floor.
- Sistem desain yang robust : tahan dari bencana.
- Desain infrastruktur yang scalable : harus dapat mencakup semua ukuran data center untuk sekali pembangunannya.
- pengaturan sistem pendingin dan fire supression : sirkulasi udara harus tertata dengan baik agar pengaturan suhu ideal.
- Sistem control dan proteksi lingkungan data center.
Sudah amankah dengan sebuah
data center? Jawabannya belum, karena jika sebuah perusahaan hanya
memiliki sebuah data center, jika suatu saat terjadi bencana alam
yang dapat menyebabkan data center rusak maka seluruh data juga akan
hilang, oleh karena itu di perlukan Disaster Recovery Center. Disaster
Recovery Center (DRC) merupakan back up dari data center utama. Jika
suatu data center mengalami bencana dan mengalami kerusakan maka
dengan adanya DRC ini, maka pusat data akan dialihkan dari data
center utama ke data recovery center tersebut. Dalam pembuatan DRC
ini juga sangat diperhatikan pemilihan tempat dengan mempertimbangkan
berbagai aspek, sama seperti
pembuatan data center
misalnya lokasi yang rendah resiko bencananya. Sebuah perusahaan
tidaklah harus untuk membuat sebuah DRC namun dapat menyewa dari
beberapa perusahaan penyedia jasa tersebut misalnya saja Telkom
Indonesia.
Menurut saya, setiap perusahaan harus mempunyai DRC selain data center utama karena akan sangat berguna dalam mengantisipasi resiko kehilangan data akibat bencana alam. Sehingga dapat menjaga tanggung jawab perusahaan terhadap keamanan dan kenyamanan pelanggan. Selain itu perusahaan dapat meminimalisir kemungkinan kerugian yang besar. Apalagi beberapa tahun belakangan terdapat beberapa bencana alam seperti gempa dibali sehingga perlu dipikirkan lokasi pembuatan Disaster Recovery Center yang paling pas untuk menjaga kelangsungan proses bisnis perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar